Complicated! part. 3

 

3534611516758eeud

 

“APA?! Dijodohkan? Aku? Hah!”

 

Na Ya tak bisa menahan lengkingan suaranya ketika sang ibu memintanya untuk menikah dengan anak temannya. Sae Ra hanya mengangguk lemas. Sudah beberapa hari ini ia mogok makan karena Na Ya. Dan ketika Na Ya merasa semakin cemas, ia bertanya pada sang ibu, hal apa yang ibunya inginkan agar mau makan. Dan saat itu pula Sae Ra mengatakan keinginannya.

 

“ibumu ini tak lagi muda, Na Ya. Ibu juga ingin menimang cucu seperti para tetangga. Ibu ingin seorang cucu dan menantu dari mu”

 

“ah, ibu! Kenapa tiba-tiba menginginkan hal aneh padaku? Kalau mau hal seperti itu, mintalah pada Na Yeon eonni”

 

“eonni mu terlalu sibuk bekerja. Apa kau pernah mendengar ia membicarakan pria dihadapan kita, huh?”

 

“lalu apa aku pernah membicarakan pria didepan ibu? Ibu, aku tahu ibu pasti berat melihat ku seperti ini. tapi..”

 

“setidaknya kau lebih sering membicarakan hal percintaan, Na Ya. Ibu hanya meminta satu hal. Kau berubah. Kau menjadi seorang gadis biasa yang juga menyukai pria sebagaimana kodrat mu menjadi wanita. Jika kau tidak ingin dijodohkan, berubahlah seperti sedia kala”

 

Na Ya terdiam. Ia tidak bisa menahan air matanya mendengar permintaan sang ibu. Ia tidak sudi. Ia merasa menjadi sangat takut jika mendengar hal pernikahan atau pria yang ingin dekat dengannya. Ia tak mau mendapat kekerasan lagi. Ia tak ingin ternodai lagi. Ia tak mau hal itu membuat hati sang ibu merasa kembali bersalah dan sakit hati.

 

“aah, ini membuat kepalaku pusing. Aku mau membeli bir dulu” Na Ya mengusap air matanya dan keluar dari kamar sang ibu.

 

 

Na Ya berdiri sambil meminum birnya disebuah super market tak jauh dari rumahnya. Hari sudah hampir larut, dan Na Ya sudah menghabiskan empat kaleng bir. Na Ya merasa beruntung karena tidak mudah mabuk seberapa banyakpun ia minum alcohol. Permintaan sang ibu baginya sangat berat. Bukankah ibunya tahu jika ia menyukai wanita, bukannya pria? Walau suatu saat ia ingin menikah, namun saat ini hal semacam itu sama sekali tidak tertanam di benaknya. Na Ya merasa frustasi. Ia meremas rambutnya untuk menahan teriakan yang ingin ia keluarkan.

 

Karena merasa tak kunjung membaik, Na Ya keluar dari super market itu dan berjalan sendiri. Jalanan sudah benar-benar sepi dan hanya satu dua mobil yang lewat. Bebarapa toko sudah tutup, namun ada juga yang masih buka karena mereka memang buka saat malam hari.

 

Buk!

 

Karena berjalan melamun dan sedikit menunduk, Na Ya tidak sengaja menabrak seorang pria. Pria itu merengis kecil.

 

“aah, maafkan saya. Saya melamun saat jalan. Maafkan saya”

 

“oh, ya, tidak apa. Lagi pulan kau tidak sengaja kan?”

 

Na Ya menggigit bibir bawahnya dan mengangkat dagunya. Pria itu cukup tampan dimatanya. Wajahnya tegas dan bersahabat.

 

“kalau begitu aku permisi”

 

Merasa tidak ada lagi yang dipermasalahkan, Na Ya kembali mengambil langkah dan menuju pulang.

 

“Hya, Kim Himchan!”

 

Na Ya kembali melirik kearah belakang. Kearah pria yang tak sengaja ia tabrak. Pria itu tersenyum melambaikan tangan pada seorang pria yang baru saja melewatinya. Na Ya terdiam. Entah kenapa Na Ya merasakan sesuatu pada seorang pria itu. Kedua pria itu terlihat sangat dekat. Mungkin mereka sepasang sahabat. Na Ya menggeleng cepat. Ia tak boleh goyah. Hanya karena baru pertama kali melihat pria itu. Ia tak boleh merasa aneh. Tidak boleh!

 

 

Soo Jung menyiapkan makan malam special. Siang tadi suaminya yang bekerja di angkatan laut pulang untuk menghabiskan masa libur yang belum dipakainya. Soo Jung senang. Dengan adanya sang suami, Soo Jung tidak perlu lagi menutupi rasa enggannya ketika melihat Yongguk. Sang istri tahu benar, walau Yongguk dengan percaya diri dan tegas mengatakan dirinya adalah gay, saat ada sang ayah, Yongguk tetaplah seorang anak. Yongguk sangat takut pada sang ayah. Saat mengatakan dirinya adalah gay, Soo Jung tahu jika itu bukanlah suatu hal yang mudah bagi Yongguk, terlebih ia takut pada ayahnya.

 

“yeobo, ayo makan”

 

Soo Jung duduk dikursinya setelah menaruh nampan yang membawa tiga mangkuk nasi. Tak lama, Yong Dae yang mendengar panggilan sang ibu sebelumnya keluar dari kamar dan duduk dihadapan sang ibu.

 

“hwaah, ibu membuat steak? Assah~” decak Yong Dae seketika mengambil garpu dan pisaunya. Melihat semangat sang anak untuk makan, Soo Jung mengukir senyum bahagia. Begitupun sang ayah.

 

Makan malam berlangsung sederhana dan hangat. Yong Dae yang merindukan sang ayah terus bercerita apa pun yang ia lakukan dan alami selama sang ayah tidak ada. Dan ayahnya mendengarkan dengan baik. Saat makan malam usai. Yong Dae dan ayahnya masih duduk dimeja makan menunggu makanan pencuci mulut. Tak lama Soo Jung membawa beberapa buah yang sudah dikupas dengan cantik dan pudding yang diletakan diatas meja.

 

Soo Jung memerhatikan Yong Dae yang menyantap makanan penutupnya dengan santai. Soo Jung mengingat suatu hal yang sudah ia dan Yong Dae rencanakan sebelumnya. Membicarakan tentang pernikahan Yongguk dengan Na Ya. Soo Jung menendang pelan kaki Yong Dae dibawah meja. Yong Dae melirik sang ibu yang memberikan tanda untuk membicarakan lebih dulu pada ayahnya. Yong Dae menekuk dahinya. Ia tak tahu harus membicarakan dari mana dan awal seperti apa. Anak dan ibu itu terus membalas kode untuk membicarakannya lebih dulu pada sang ayah.

 

“kalian ingin bicara apa? Bicaralah”

 

Menyadari tingkah istri dan anaknya, ayah pun mengangkat suara dari balik Koran yang ia baca kembali. Soo Jung menghempas nafas pendek.

 

“bagaimana ayah tahu kalau kami ingin membicarakan sesuatu?”

 

Dari balik Koran, sang ayah tertawa pelan dan menutup Koran lalu menyendok sedikit pudding dihadapannya.

 

“aku sudah hampir 35tahun diangkatan laut. Melihat kalian secara sekilas yang bertukar kode saja, aku tahu kalian menyembunyikan sesuatu”

 

Yong Dae mengangguk sambil sedikit menganga. Sesaat ia melupakan ayahnya yang seorang jendral angkatan laut yang pastinya sudah sangat mengerti akan sebuah kode-kode mudahan seperti yang ia lakukan pada ibunya. Sesaat, mereka kembali diam.

 

“jadi apa? Bukankah kalian ingin membicarakan sesuatu padaku?”

 

Soo Jung menatap Yong Dae sesaat lalu menatap suaminya.

 

“yeobo, ada suatu hal yang harus kita bicarakan”

 

“ehm, bicaralah”

 

“ini tentang Yongguk”

 

Mendengar jika itu tentang Yongguk, suami Soo Jung terdiam seketika dan menatap Yong Dae.

 

“ibu sudah membicarakannya padaku, ayah. Tenang saja. Aku tidak akan bicara apapun sebelum ibu usai bicara”

 

Yong Dae mengerti akan arti tatapan sang ayah yang juga tahu jika dirinya membenci sosok Yongguk yang seorang gay.

 

“kau ingat teman ku, Sae Ra? Jang Sae Ra. Dia mempunya dua anak gadis. Dan salah satunya juga seorang pecinta sesama jenis…”

 

Perlahan Soo Jung menceritakan apa yang terjadi dan rencana sederhana yang ia pikirkan beberapa hari ini. Soo Jung merasa hari ini cukup tepat untuk membicarakan tentang rencana pernikahan Yongguk dan Na Ya, karena Yongguk tidak ada dirumah saat ini.

 

“apakah ini mungkin? Bagaimana kalau mereka tidak mau?”

 

“ibu juga bertanya seperti itu sebelumnya. Tapi kalau tidak kita coba, bagaimana kita akan tahu hasilnya?”

 

“Sae Ra juga sedang membujuk anaknya sekarang. Kalau kita menunggu Yongguk berubah sendiri, kapan itu terjadi? Kalau kita menjodohkannya dengan gadis lain, apa mereka mau? Hanya aku dan kau yang mendorongnya untuk meng-iya-kan rencana ini”

 

“ehm, hanya ayah dan ibu. Bukankah Hyung sangat takut pada ayah? Jika Hyung melawan ayah ancungkan pistol milik ayah. Jika Hyung melawan, aku sudah memberikan jalan lain untuk ibu agar Hyung luluh”

 

“apa itu?”

 

“sejujurnya…, ini sedikit berlebihan. Tapi kita tidak punya pilihan lain. Aku bilang pada ibu untuk berpura-pura bunuh diri didepannya. Hyung tidak hanya takut pada ayah. Tapi dia sangat menyayangi ibu melebihi apapun. Aku yakin Hyung akan langsung luluh jika ibu mengacungkan pistol ayah atau memegang pisau”

 

“Hya, apa kau gila? bagaimana…”

 

“aku setuju dengan rencana Yong Dae. Kita tidak punya pilihan lain. Mencoretnya dari daftar keluarga juga tidak membuatnya berubah”

 

Sang ayah terdiam berpikir keras. Seberusaha keras apapun ia berpikir memang tak ada jalan lain. Walau –lagi-lagi- kemungkinan kecil akan berhasil dikatakan terjadi. Suami Soo Jung tak bisa berbuat apapun. Mengacungi Yongguk dengan pistol miliknya dan memaksa anak pertamanya itu untuk kembali normal pun mustahil. Kehadiran seorang istrilah yang –memungkinkan- untuk merubah diri seorang gay macam Yongguk.

 

“baiklah. Kapan kita bicarakan ini pada Yongguk?”

 

Saat sang suami menyetujui itu, baik Yong Dae dan Soo Jung saling bertatapan terkejut. Mendadak jiwa semangat mereka berkibar didalam dada. Membuat anak dan ibu itu saling bertukar senyum.

 

“aku pulang~! Ibu, aku lapar…”

 

Suara Yongguk menggema. Membuat ayah, ibu, dan adik Yongguk itu melirik Yongguk dengan tatapan tajam.

-TBC-

 

About jayrism

Simple girl, but sometimes I can be a crazy girls. blog berisi tulisan asal saya. jangan dicopas! dibajak! diperbaharui isinya (atau mengganti karakter cast/castnya) lalu dipublish ditempat lain! REMEBER....! jadi author itu tidak segampang copy-paste dan diperbaharui sedikit demi sedikit. jadi author butuh... banyak perjuangan -_- thanks! Nb : blog ini tidak selalu aktif. FF akan di post jika saya punya waktu luang atau sedang senggang saja. Jadi, mohon maklum dan dimengerti :)

Posted on Februari 5, 2018, in family, friendship, Little NC, Mini Series, next, romance, sad, series and tagged , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar