누구나 비밀은 있다 (Everybody Has Secrets) part. 13

 

1506729523

***

 

“ini bukan lantai kamar kita” gumam Shin Ju mengikuti Himchan yang keluar dari dalam lift

 

“aku sudah bilang, aku tidak suka dengan kamar itu.” Jawab Himchan santai, seolah tak memerdulikan tanggapan Shin Ju.

 

Shin Ju hanya mendesah. Ia tak memiliki pilihan lain juga jika sudah mendengar lelaki yang dikira kekasihnya ini –si Jackal- mengatakan hal yang tidak disukainya dengan seperti itu.

 

Membuka pintu masuk dan menutupnya dengan kaki. Himchan sedikit ragu sesaat namun dengan pasti menempelkan Shin Ju pada dinding terdekat. Ia menahan malu dan keraguannya dan mencangkup wajah Shin Ju dengan kedua tangannya lalu memburu bibirnya. Itu sedikit memberi kejutan dalam dirinya karena tida menyangka akan seberani ini pada Shin Ju. Merasa tak ada penolakan, Himchan mengambil tangan Shin Ju dan melingkarinya di sekitar lehernya. Melebarkan sebelah kaki gadis itu, dan memosisikan sebelah kakinya pada selangkangan Shin Ju. Himchan benar-benar tak percaya ia bisa seberani ini.

 

“aku merindukanmu..” gumamnya saat Shin Ju mendesah di sela ciuman mereka. Himchan mengatakan itu bukan karena ia harus mengatakannya sebagai sosok Jackal, namun entah mengapa ia merasa begitu merindui Moon Shin Ju. seperti ia memiliki ikatan kuat dan dalam yang telah lama berpisah dan berjumpa lagi.

 

“peluk aku..” permintaan Shin Ju adalah hal yang diinginkannya. Himchan memeluk Shin Ju dan membawanya masuk kedalam kamar utama dimana ranjang berukuran besar telah siap disana. Shin Ju yang melingkari kedua kakinya di sekitar pinggul Himchan sedikit terkejut meliha ruangan yang begitu luas dan mewah itu.

 

“ini benar-benar kamarmu?” gumam Shin Ju bertanya.

 

Himchan mengangguk sambil tersenyum, “keluargaku memiliki kamarnya masing-masing disini. Dan ini adalah kamarku” jawab Himchan berdiri di ujung ranjang. Ia menatap Shin Ju yang memerhatikan sekitar dengan takjub. Ia tak pernah melihat seorang gadis begitu cantik dengan kepolosan dan kemanjaannya seperti Shin Ju. jantungnya berdebar cukup kuat.

 

Saat Shin Ju menatap Himchan lagi, bibirnya mengukir senyum tipis yang tulus. Kedua matanya beralih pada bibirnya dan perlahan mendekat dan menciumnya. Himchan terkejut, namun dengan pasti ia membalas ciuman itu. Ia seperti seorang mahir dan sering berciuman. Padahal nyatanya, ia baru pertamakali berciuman dengan Shin Ju. himchan membaringkan Shin Ju dan mulai merabanya. Bersyukur karena Shin Ju menggunakan gaun malam tipis berbahan sifon lembut yang cocok dengannya. Himchan dengan gerakan sedikit ragunya menyusupkan masuk tangannya dan sedikit membelai pangkal pahanya.

 

“haah..” Shin Ju yang terkejut bergetar di bawah ciuman Himchan. jatungnya berdepar tak pasti namun ia seperti merasa membutuhkan. Darahnya berdesir panas dan menginginkan. Tanpa malu dan sungkan, ia melebarkan kedua kakinya dan membuat Himchan leluasa untuk menentuhnya.

 

Himchan menurunkan ciumannya. Ia meremas dan memainkan sebelah dada Shin Ju sambil menopang tubuhnya dengan sebelah tangan yang lain. Shin Ju menggigit bibir bawahnya saat ia merasa ingin mendesah keras. Namun Himchan yang melihat itu, segera mencium lagi bibirnya dan membuat desahan itu lolos dan terlahap ciuman lelaki itu.

 

“benar-benar cantik” gumam Himchan tak menyangka. Jantungnya berdebar begitu kuat. Semua ini adalah nyata dan baru baginya. ia bisa mengatakan dirinya sangat sadar dan terbangun saat melakukan ini.

 

“aku merindukanmu..” kata-kata Shin Ju yang membelai bahunya dan sekitar lehernya membuat darah Himchan terasa berdesir. Himchan tersenyum lalu menarik seluruh baju Shin Ju agar terbuka.

 

Ia menarik turun bra putih Shin Ju yang menampaki kedua dadanya yang penuh dengan ujung yang sedikit menegang, “kita akan melampiaskan rindu itu sekarang” kata Himchan di depan sebelah pucuk dada Shin Ju.

 

Tak butuh waktu lama, kedua punting dada Shin Ju seketika menegang karena belaian dan mulut Himchan yang panas. Shin Ju membiarkan Himchan melakukan apa yang diinginkannya karena perasaan yang terlalu berdebar dan menyukai lelaki itu terlalu dalam. Bahkan saat Himchan mencoba untuk menyusupkan tanganya ke balik celana dalam Shin Ju, gadis itu membiarkannya. Shin Ju seperti telah terbiasa dan tahu saat-saat kekasihnya dipenuhi rasa lapar akan nafsunya.

 

“aah..” Shin Ju tersentak saat Himchan menyentuh clit-nya yang  sensitive. Jemarinya yang panjang dan nakal itu menekannya dan menggerakkannya dengan gerakan memutar yang cepat. Shin Ju kehilangan arah pikirannya sesaat. Sensai yang diberikan Himchan seperti tak ada habisnya walau ini masih permulaan. Mulut yang bercinta dengan dadanya, dan tangan yang nakal menggoda kewanitaannya. Shin Ju meremas rambut Himchan tak tahan dan mendesah perlahan.

 

Himchan merasa dirinya terbang karena senang yang tiada tara. Ia menyentuh Shin Ju dengan pasti namun tetap lembut. Ia tak pernah berpikir untuk melakukkan ini sebelumnya, tidak pernah sama sekali. Namun entah kapan mulanya, Himchan merasa menyentuh Shin Ju adalah sesuatu yang menyenangkan. Dadanya yang berdegup kencang dan nafas yang menderu tajam, Himchan menyukai saat-saat seperti itu.

 

“aah..” lagi, saat Shin Ju mendesah tak ragu, Himchan yang entah kapan menyentak celana dalam Shin Ju hingga menjadi kain sobek itu memasukkan jarinya kedalam diri Shin Ju.

 

“haah.. aku tak mengira aku bisa melakukan ini padamu..” gumam Himchan berbisik di lekuk leher Shin Ju sambil tetap menggerakkan dua jari yang terbenama disana dengan cepat. Shin Ju yang tak begitu yakin dengan apa yang didengarnya tak memerdulikannya dan mendesah sedikit keras, saat Himchan semakin menggerakkan jarinya lebih cepat.

 

Shin Ju merasa dirinya begitu rapat namun terbuka lebar pada Himchan. Saat-saat ia merasa perutnya berputar dan jutaan kupu-kupu meledak berterbangan di perutnya, Shin Ju mendapati pelepasan pertamanya dengan cukup keras. Tubuhnya menegang dan ia memeluk leher Himchan dengan erat. Nafasnya berderu begitu kuat dan dadanya kembang kempis dengan pasti. Saat Himchan menarik tangannya keluar, ia melihat kedua jarinya begitu basah dan panas. Tersenyum menggoda, bibirnya mengecup pipi Shin Ju dan melumari jarinya yang basah di atas perut Shin Ju yang langsing.

 

“sekarang waktunya..” Shin Ju tahu jelas apa maksud kekasihnya itu hanya tersenyum malu dan berpaling wajah sesaat, kala Himchan membuka seluruh pakaiannya dan memosisikan dirinya di antara kedua kaki Shin Ju.

 

Himchan sedikit ragu awalnya. Dia tidak menggunakan pengaman. Dan ia tahu jika Jackal pun tak pernah menggunakan pengaman pada gadis ini. otaknya berpikir bagaimana jika ia tak bisa mengendalikan diri dan tak sengaja tumpah di dalam diri Shin Ju. Ini pengalaman pertamanya, dan ia sama sekali tidak mengira hal ini akan terjadi.

 

“ada apa?” tanya Shin Ju heran pada kekasihnya.

 

Himchan menggeleng dan tersenyum pada Shin Ju. Ia menggesekkan dirinya di depan kewanitaan Shin Ju yang masih basah dan mencium Shin Ju dengan lembut. Shin Ju bergerat saat ia memeluk leher Himchan dan Himchan mencoba menerobos masuk. Shin Ju sadar ada rasa yang berbeda saat Himchan memasukinya. Terasa lebih lembut dan perlahan. namun Shin Ju tak memikirkannya terlalu jauh. Karena hasrat dan nafsu yang telah menggodanya. Karena rasa kebutuhan dan keinginan yang dalam saat Himchan menyentuhnya.

 

“aah.. aah..” Shin Ju mendesah gugup seperti ia pertama kali melakukannya dengan Jackal. Ia juga mendengar suara desahan Himchan yang merasa terhimpit erat dan ketat. Mereka mendesah bersama saat Himchan memasukinya dengan sempurna.

 

Hangat dan erat. Himchan mencoba memperbaiki posisi mereka agar lebih nyaman. Ia mencium Shin Ju sekali lagi untuk meyakinkan keadaannya. Saat Shin Ju membalas ciumannya dengan pasti dan menuntut, Himchan mulai menggerakkan pinggulnya. Perlahan, dan perlahan. Himchan melakukannya benar-benar secara perlahan dan lembut karena ini yang pertamakalinya baginya.

 

Sedang Shin Ju yang merasa tersiksa dengan cara Himchan, mendesah protes dan menggerakkan pinggulnya tak sabar pada Himchan. ia seperti tak tahu malu dan meminta untuk diperlakukan secara lebih. Ia ingin Himchan membuatnya terbang dan lupa daratan seperti biasanya. Namun dengan sikap dan perlakuan lembut dan perlahan seperti inipun, tak membuat Shin Ju kecewa. Ia menyukainya. Shin Ju hanya merasa terlalu dihormati dan disayangi jika terlalu lamban dan lembut seperti ini. Dan Saat Himchan mengerti dengan kebutuhan Shin Ju, lelaki itu menopang tubuhnya dengan kedua siku, dan mulai bergerak dengan cepat.

 

“aagh!” Shin Ju menjerit karena rasa nikmat yang sedikit menyetrumnya karena Himchan tiba-tiba bergerak begitu cepat di bawah sana. Desahan mereka berpadu satu sama lain, memenuhi ruangan dan seolah tak peduli jika sesorang di kamar sebelah mereka akan mendengar. Shin Ju bergetar dan memeluk Himchan dengan erat saat lelaki itu kembali menakali clit-nya.

 

Himchan menggoda clit Shin Ju dengan ibu jarinya saat ia terus bergerak dengan cepat. Ia tak pernah merasa begitu terhimpit dan panas seperti ini. darah yang berdesir begitu keras dan panas di balik kulitnya, membuat keringat mulai tercipta dan mengalir di pelipisnya. Shin Ju yang mendesah nikmat, dan dirinya yang menikmati saat-saat ia dan Shin Ju menyatu, Himchan untuk pertama kalinya tak bisa memikirkan apapun selain saat-saat ini. Ia mengangkat Shin Ju hingga membuat posisi Shin Ju berada di atas pangkuannya. Shin Ju mencium pipi dan rahang Himchan dengan lembut dan manis, sebelum akhirnya ia mencium bibir lelaki itu lapar dan dalam. Posisi ini membuat Shin Ju merasa dimasuki lebih dalam dan sempurna. Gerakan Himchan yang tak terburu namun pasti itu membuat Shin Ju nyaris gila.

 

“kau suka?” Himchan bergumam saat ia melihat Shin Ju merona saat ia rasa akan tiba. Gadis itu menggigit bibirnya dan terpejam. Ia menaik turunkan dirinya membuat gerakan berlawanan dengan gerakan Himchan. Kepalanya yang menggangguk cepat menyetujuinya. Ia menyukai bagaimanapun cara lelaki ini menyentuhnya.

 

“aah, Tuhan..” Himchan menggeram saat Shin Ju menghentakkan dirinya dan datang membasahi Himchan yang masih di dalam dirinya dengan klimaksnya yang panas. Membuat mereka bergetar dan memelu satu sama lain dengan erat. Saat Himchan merasa Shin Ju mulai tenang setelah pelepasan keduanya, Himchan kembali bergerak, dan Shin Ju melakukan hal yang sama, “aku mencintaimu.. aku menyukaimu, Moon Shin Ju..” gumam Himchan mengatakan perasaan yang tak pernah disadarinya dan dipikirkannya saat Shin Ju memeluknya erat dan menciumnya.

 

“aku tahu.. aku merasakannya..” jawab Shin Ju nafas mereka lebih menderu dan mereka bergerak begitu cepat. Ia tahu jika lelaki ini menyukainya lebih dari apapun. Ia tahu jika lelaki ini mengatakan apa yang hatinya katakan. siapapun yang ada dengannya saat ini, ia tahu, mereka adalah sosok yang jujur dan tak pernah berbohong pada hati mereka.

 

Himchan mulai merasa tak nyaman dengan posisinya, tanpa melepaskan dirinya dengan Shin Ju ia membalikkan tubuh Shin Ju dan menaikkan pinggulnya lebih tinggi. Himchan membuat posisi mereka lebih nyaman, dan Himchan kembali bergerak di belakang Shin Ju yang menopang tubuh dengan sikunya. Shin Ju mendesah tak ada habisnya dan merasa lebih hangat saat Himchan memelukny dari belakang dengan erat. Wajahnya telah merona merah karena panas tubuhnya dan hasrat yang membakar jiwanya. Shin Ju merasa dirinya begitu penuh dan terbuka. Saat Himchan membelai lagi clit-nya dengan jarinya yang panjang dan lembut, Shin Ju tak bisa mengatakan atau berpikir apapun selain menanti pelepasan selanjutnya yang akan datang dan Himchan yang menggeram dan bergetar di belakangnya. Tubuh lelaki itu mulai bergetar dan Shin Ju merasa kejantanan Himchan membesar di dalam dirinya. Dinding kewanitaannya menghimpit Himchan begitu kuat dan Himchan tak tahan lagi untuk bertahan lebih lama.

 

“aagh~!” tepat saat Shin Ju menemukan pelampiasannya yang kesekian kali, Himchan menarik diri dan mengingatkan diri bahwa dirinya tak menggunakan pengaman. Ia membalikkan Shin Ju dan menyerahkan kejantanannya pada gadis itu.

 

Shin Ju yang tahu harus berbuat apa, tanpa ragu menggenggam milik Himchan dan memasukkannya ke dalam mulut lalu menghisapnya. Himchan menggeram dan bergetar dengan rasa yang asing dan nikmat yang di terimanya. Ia membiarkan dan menyerahkan miliknya pada Shin Ju. Menumpahkan hasil kenikmatkan dan kerja kerasnya di dalam diri gadis yang dicintainya ini di mulutnya yang kecil dan manis.

 

“aah.. astaga..” Himchan menarik diri dan menahan Shin Ju untuk melakukan lebih. Ia bisa gila, dan mungkin bisa kembali datang hanya karena bibir Shin Ju yang pandai menggodanya itu. Himchan menarik Shin Ju kedalam dekapannya dan menciumnya sayang.

 

Dia benar-benar mengakui perasaannya kali ini. ia menyukai Shin Ju lebih dari kata suka. Entah ia memulai persaan itu sejak beberapa jam lalu, beberapa hari lalu atau beberapa detik yang lalu. Namun ia tahu pasti apa yang dirasakannya. Ia menginginkan gadis ini menjadi sesuatu yang berharga baginya. Memilikinya dan menjadikannya miliknya.

 

***

 

Apa yang telah ia lakukan?

 

Hal itu terus menghantui Shin Ju sebangun ia tidur sejak matahari belum muncul dari ufuknya. Ia menatap lelaki yang tertidur pulas seperti anak kecil di sampingnya. Tenang dan damai. Shin Ju yang menyadari dan mengingat jelas apa yang telah terjadi semalam, terdiam melamun.

 

Siapa lelaki di depannya sekarang? Yang tidur di sampingnya dengan lelap. Jackal kah? Himchan kah? Shin Ju mendadak merasa penat dan pusing karena bingung. Hatinya terasa panas dan marah karena kebingungan yang akan di hadapinya. Kim Himchan…, Jackal Kim…, kedua lelaki dalam satu tubuh itu ternyata selalu ada di dekatnya. Tapi bagaimana bisa Shin Ju tak menyadarinya sedikitpun?

 

Shin Ju tak ingin marah. Namun ia merasa benar-benar, bahkan lebih di permainkan. Dengan dua lelaki sekaligus. Ia mungkin akan melupakan skandal tentang kekasihnya, Jackal. Tapi jika nanti kedua mata lelaki itu terbuka dan ternyata yang sadar adalah Kim Himchan, yang dipikirnya tidak menyukainya dan lebih menyukai saingannya Goo Shin Ju. Apa yang akan dilakukannya? Apa yang harus diperbuatnya, agar semua terlihat baik-baik saja.

 

Shin Ju mendecak kesal dan turun dari ranjang sambil mengambil baju kaos yang Himchan kenakan semalam dan memakainya. Ia memilih untuk keluar menuju teras hotel yang menghadap pantai lepas. Angin pagi hari di musim panas bertiup sedikit kencang. Shin Ju duduk menekuk kedua lututnya di atas kursi panjang dan menatap lurus kearah pantai. Pikirannya masih berkelibat dengan hubungan yang tak jelasnya. Shin Ju tahu jika ia menginginkan Jackal sebagai kekasihnya, tapi ia juga masih merasakan debaran jantung dan rasa suka yang menyebalkan pada Himchan.

 

Apakah tanpa sadar ia telah menyukai dua orang sekaligus selama ini?

 

“kau sudah bangun?” suara parau Himchan yang masih melakoni perannya sebagai Jackal mengejutkan Shin Ju sedikit dan menoleh padanya. Lelaki itu duduk tepat di belakang Shin Ju dan memeluknya dari belakang. Shin Ju seketika merasa hangat dan ragu.

 

“siapa kau?” pertanyaan itu sebenanya tak ingin Shin Ju katakan. Namun ia harus belajar untuk mengenali dua orang dalam satu tubuh sekarang.

 

Himchan bergeming di belakang Shin Ju saat mendengar pertanyaan itu. Ia terbangun dan melihat Shin Ju duduk merenung seorang diri. Tahu jika gadis ini tengah bingung dan juga mungkin merasa takut. Namun Himchan tetap berusaha untuk membuat suasanya seperti sebelumnya. Ia mencoba untuk mempertahankan diri sebagai seorang Jackal.

 

“ini aku, sayang. Jackal..” Himchan harus bersabar. Ia harus bertahan dan mencari waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya dengan identitas sebenarnya.

 

Shin Ju tak tahu harus mengatakan apa sesaat, namun ia sedikit bisa bernafas lega. Setidaknya, ia bisa mengatakan lebih banyak kata jika ia berhadapan dengan Jackal. Jika yang memeluknya saat ini adalah Himchan, ia mungkin telah kehabisan kata-kata karena perasaan yang kelewat berdebar.

 

“kau harus menjelaskannya semua lagi padaku” Shin Ju bergumam sambil menyandarkan dirinya pada Himchan.

 

Lelaki itu menarik nafas panjang dan menghempasnya. Ia mengikuti arah pandang Shin Ju yang menatap sinar fajar pagi yang berwarna jingga. Terlihat indah dan menakjubkan.

 

“kau bisa mengetahui apapun tentangku, suatu hari nanti. Dan jika ini tentang skandal itu, aku sudah mengatakan padamu, jika aku sama sekali tidak berhubungan dengannya. Ku pikir juga brengsek lemah –Himchan- ini, mengantarnya pulang hanya untuk kesopanan saja. dia..”

 

“Himchan menyukai Goo Shin Ju” Shin Ju menyela datar. Ia tidak menyukai kenyataan itu walau sekarang ia tahu kenyataan bahwa Himchan secara tak langsung adalah kekasihnya.

 

Himchan tertegun untuk sesaat. Memikirkan kalimat Shin Ju dengan serius namun tenang. Ia menyukai Goo Shin Ju. Mungkin itu adalah pernyataan yang tepat hingga beberapa hari yang lalu. Tidak, mungkin juga itu sudah menjadi berminggu-minggu atau bulan yang lalu. Himchan mulai sadar dan tahu, bahwa selama ini ia bukan menyukai Goo Shin Ju. Melainkan mengaguminya. Sama seperti banyak orang lain di sekolahnya. Ia mengagumi kecantikannya, keanggunannya, dan keseluruhan yang Goo Shin Ju tampilkan selama ini di depan orang. Ia tidak pernah merasa cukup berdebar saat bicara atau berhadapan dengan Goo Shin Ju. Ia tidak merasakan apa yang dirasakannya saat ia bersama Moon Shin Ju. Seperti saat ini. Tenang. Hangat. Berdebar. Menyenangkan. Himchan sama sekali tidak pernah merasakan salah satu dari itu semua saat ia bersama Goo Shin Ju.

 

“benarkah? Mungkin dia hanya mengagguminya” Himchan mencoba untuk tidak terdengar getir dan asal bicara. Ia ingin Shin Ju mendengarkan hal ini dengan jelas dan berharap jika ia mendengar suara Kim Himchan sesungguhnya di balik penyamarannya.

 

“terlalu mengagumi bisa dikatakan suka ‘kan?” Shin Ju mendesah panjang menjawab, “aku sering melihatnya berdiri melamun seorang diri di lorong yang menampaki ruang seni. Dia selalu disana saat Goo Shin Ju masuk pelajaran seni lukisnya. Terlihat senang dan kagum. Entahlah. Dia terkadang…” Shin Ju menahan kalimatnya saat ia ingin mengatakan ia sering merasa kesal dan bodoh sendiri saat tahu lelaki yang disukainya malah menyukai gadis lain.

 

“terkadang apa?” Himchan mengeratkan pelukkannya dan bertanya penasaran. Ia ingin tahu dengan jelas perasaan Shin Ju padanya selama ini.

 

“tidak.. tidak ada” Shin Ju mengurungkan niat saat ia ingin mengatakan Himchan masih bisa membuatnya berdebar senang walau ia memiliki Jackal sebagai kekasih. Sebagaimana yang diketahuinya saat ini, ia tengah berhadapan dengan sosok yang dikiranya kekasih, Jackal. Jika ia mengatakan ia masih menyukai Himchan, apa yang akan terjadi? Akankah Jackal melakukan hal-hal menakutkan seperti kisah-kisah fiksi yang diketahuinya? Shin Ju memejamkan matanya lelah dan menggeleng membayangkan hal mengerikan seperti itu.

 

“apa kau marah padanya?” Himchan merasa ada sesuatu yang Shin Ju sembunyikan dengan diamnya. Ia tahu jika Shin Ju benar-benar bingung saat ini.

 

“Padanya? Pada Himchan?” gumam Shin Ju melirik Himchan dengan sedikit mendongak, “aku marah pada kalian berdua. Kim Himchan, dan Jackal Kim. Aku benar-benar marah, sampai tidak tahu harus mengungkapkannya dari mana. Makanya aku diam, karena merasa itu lebih baik dari pada aku harus berteriak” Shin Ju menyelipkan nada tawa sinisnya saat melanjutkan kalimatnya.

 

Mendengar jawaban jujur dari Shin Ju walau dengan nada sinis, Himchan langsung bernafas lega dan tersenyum tipis. Ia mencium pelipis Shin Ju yang besandar padanya dan memeluknya lebih erat saat mereka hanya diam dan menikmati terbitnya matahari dengan tenang dan pikiran mereka masing-masing.

 

***

 

Rangkaian study tour selama lima hari empat malam mereka akan usai, sebelum akhirnya esok hari harus bersiap dan mengejar kereta yang akan kembali membawa mereka ke rumah mereka semua di Seoul, hari ke empat adalah hari yang paling dinanti, karena itu adalah hari bebas. Semua murid dan guru dibebaskan untuk melakukan apapun. Mengenakan pakaian apapun. Dan membuat acara sesuka hati mereka. Itu adalah negoisasi yang berhasil para panitia buat dengan kepala sekolah mereka.

 

Duduk di pinggir pantai berpasirkan pasir putih yang hangat, Himchan memandang keseluruh penjuru dengan tenang dan sedikit bosan karena tak ada yang mengajaknya bicara ataupun bermain. Ia bisa saja menarik Shin Ju untuk menemaniya. Namun karena semalam mereka tidak tidur bersama, Himchan tak bisa menemukan Shin Ju hingga sekarang.

 

“… itu menakjubkan. Kenapa kau tidak mencoba untuk menghubunginya dan bertanya untuk meluangkan waktu? Ku dengar dari beberapa fans, Jackal Kim sedang berlibur juga di Busan”

 

Himchan seketika menegakkan bahu dan mencari arah suara yang dirasa tengah membicarakan alter egonya itu. Dari jarak kurang lebih dua meter, Himchan melihat Goo Shin Ju bersama kedua temannya berjalan santai dengan bikini merah menyala yang berhasil membuat semua mata melihat mereka. Saat Goo Shin Ju terlihat tersipu dan ragu, Himchan memalingkan wajah dan mengerutkan keningnya.

 

“aku ingin. Hanya saja, aku tidak yakin melakukannya. Bukankah sudah ku ceritakan pada kalian, dia mungkin sangat dekat dengan Moon Shin Ju, anak dari jurusan sosial politik itu. Dia sedikit membingungkan. Tapi aku tidak bisa melupakan saat ia mengantarku pulang waktu itu”

 

“apa? Sosial politik? Bagaimana bisa? Tidak ada anak cantik di jurusan itu. Mereka semua kutu buku yang hanya tahu cara belajar dan berdebat. Kau adalah dewi di sekolah kita. Kau harusnya percaya diri. Tidak ada bukti yang membukitkan kedekatan mereka”

 

“benarkah? Bagaimana jika ia menolak panggilanku atau ajakkanku?” suara Goo Shin Ju sedikit lebih bersemangat, namun keraguan masih terdengar.

 

“tidak ada salahnya untuk mencoba lebih dulu. kita tidak tahu hasilnya jika kita belum mencoba”

 

Himchan menghempas nafasnya panjang dan memakai sandalnya dan berjalan hendak meninggalkan tempat itu. Ia mendadak tidak suka berada disana, dan lebih memilih untuk kembali ke kamar dan merapikan barang-barangnya. Namun belum sempat ia mengambil tiga langkah, ponselnya berdering dengan keras. Himchan sedikit terkejut dan melihat panggilan masuk itu.

 

“tapi, apakah benar jika Moon Shin Ju itu hanya sebatas kenalan saja, karena kakaknya? Aku tidak yakin. Dia pasti juga mencoba untuk merayu Jackal. Di dunia ini siapa sih yang tidak terpana oleh Jackal Kim?” Himchan mendengar suara teman Goo Shin Ju yang lain dengan nada menuduh.

 

“dia harus tahu diri dulu sebelum berani mendekati calon kekasihku. Aku juga sudah mengatakannya lebih baik ia mundur dari sekarang jika tidak ingin tersakiti, karena sudah jelas siapa yang akan dipilih Jackal. Dia hanya adik dari seorang manajer konyol yang tak berguna. Kau tahu, saat kami bekerja, manajer Jackal hanya melengo dan berdiri menonton seperti orang bodoh. Dia tidak melakukan apapun seperti kebanyakan manajer artis terkenal lainnya. Menyebalkan bukan?” Goo Shin Ju menjawab temannya dengan wajah tak nyamannya mengingat saat ia bekerja sebagai model pertama kali bersama Jackal.

 

Mendengar nada mencomooh dan menghina Goo Shin Ju, tanpa ragu dan senggan Himchan menekan tombol tolak berwana merah di layar ponselnya. Ia tanpa sadar memandang lurus dengan dingin dan datar seolah ia tengah menunjukkan pada semua orang jika ia tidak sedang ingin diganggu. Apa yang Goo Shin Ju katakan jelas sangat berbeda dari kenyataannya. Himchan tahu jelas itu, walau ia dalam keadaan tidak sadar dan sadar sekalipun. Sekarang ia tidak sedikitpun merasa menyesal karena telah menyadari dirinya untuk tidak terlalu memerharikan Goo Shin Ju lagi.

 

“aah, dia mengalihkan panggilan. Bagaimana ini?” suara manja dan kesal Goo Shin Ju masih terdengar saat Himchan menolak panggilannya terus menerus.

 

-TBC-

okee, saya minta maaf untuk keterlambatan yang panjang ini wkwk. I hope you’ll be understand, i have a job now. In Office. Jadi, waktu saya lebih berkurang untuk melakukan posting-postingan cerita begini. mudahan aja si, tetep bisa. Bahkan cerita di Wattpad pun masih saya gantung. belum berlanjut sampai sekarang.

SATU LAGI!! 

di part ini jangan ada yang merasa sudah pernah baca terdahulunya yaa. INI PART BARU, DAN KEDEPANNYA ADALAH CERITA BARU, BUKAN REPOST YANG SUDAH PERNAH PUBLISH. 

jadi kalo ada yang ngerasa udah pernah baca, kalian bisa nyadap laptop saya gimana cerita? draft saya gimana bisa sampe kalian baca? hahaha

so, enjoy~

About jayrism

Simple girl, but sometimes I can be a crazy girls. blog berisi tulisan asal saya. jangan dicopas! dibajak! diperbaharui isinya (atau mengganti karakter cast/castnya) lalu dipublish ditempat lain! REMEBER....! jadi author itu tidak segampang copy-paste dan diperbaharui sedikit demi sedikit. jadi author butuh... banyak perjuangan -_- thanks! Nb : blog ini tidak selalu aktif. FF akan di post jika saya punya waktu luang atau sedang senggang saja. Jadi, mohon maklum dan dimengerti :)

Posted on Mei 5, 2018, in family, friendship, imagine, long shoot, NC17, NC21, next, romance, sad, series, Teenegers, yadong and tagged , , , . Bookmark the permalink. 5 Komentar.

  1. Iya ini part baru, soalnya ngerasa beda sama yg aku baca dulu hehehe
    Btw selamat ya Ris, akhirnya udah kérja jg. Semoga di sela2 kesibukanmu masih sempet buat ngepost cerita2 km. Semangaat Rissa

  2. Jadi maksudnya gimana shinju dah tau kalo himchan jackal ?

  3. Ka nih ceritanya masih tetap lanjutkan ya
    Sampai end kan ya

Tinggalkan komentar