Complicated! part.4

 

tumblr_oilxyr1v991ug2hdso1_1280

 

“Ibu~, kenapa ibu seperti ini? Ah, Eonni! Apa yang kau lakukan? Bantu aku!”

 

Na Ya benar-benar dibuat kehabisan kata-kata karena permintaan sang ibu. Walau dengan tubuh lemas dan kekuatan seadanya, Sae Ra berdiri dibawah pohon depan rumahnya yang sudah ia gulungkan seutas tali untuk menggantung dirinya jika Na Ya tak kunjung mengiyakan permintaannya.

 

“ah, ibu, ayolah~, jangan berlebihan. Kita bisa membujuknya dengan cara lain. Eoh? Turunlah”

 

Na Yeong pun segera menghampiri sang ibu yang siap memasukkan kepalanya.

 

“aku sudah bilang bukan. Hidupku tak lama lagi karena aku tak lagi muda. Apa gunanya aku hidup jika aku tak bisa melihat anakku menikah?”

 

“Ibu, menikah bukanlah hal yang mudah, bu. Lagi pula Na Yeong Eonni bisa melakukan itu lebih dulu kan? Kenapa ibu menekanku seperti ini?”

 

“aku tidak butuh Na Yeong. Na Yeong sudah tahu apa yang harus ia lakukan dan rencanakan jika aku mati. Tapi kau? Siapa yang rela merawat mu, huh? Berapa banyak gadis lagi yang harus menolak mu? Na Yeong bisa mencari orang yang mau merawatnya dengan tulus. Tapi kau? Aah, Tuhan ku, aku benar-benar bersalah. Aku pantas mati…”

 

“aaaaa, IBUUU~~~!!”

 

Na Ya dan Na Yeong berteriak bersama ketika sang ibu memasukkan kepalanya kedalam tali yang akan mencekiknya. Na Ya menangis. Ia merasa marah, tapi ia tak tahu harus berbuat apa jika ia tak menahan ibunya lebih lama lagi.

 

“aku akan menikah. Sungguh. Baik, aku akan menikah, bu”

 

Ucapan Na Ya membuat Sae Ra terdiam dan menatap putrinya. Walau terlihat jelas jika itu keterpaksaan, Sae Ra lega. Sae Ra merasa sedikit bahagia, karena rencananya berjalan satu langkah. Mendengar ucapan Na Ya, Na Yeong menatap sang adik tidak percaya.

 

“k.. ka.. kau serius? Sungguh?”

 

“aaah, apa aku terlihat tidak serius? Apa Eonni akan membiarkan ibu menggantung diri lagi jika aku menolak lebih lama?”

 

Na Yeong masih menganga sambil menatap sang ibu. Renacana ini sesungguhnya tidak serius ia bicarakan dengan sang ibu. Namun entah mengapa sang ibu dengan cepat melakukan dan mencari pria yang mau menikah dengan adiknya itu. Saat menatap sang ibu, Na Yeong mengangguk setuju dengan ibunya jika mereka sudah melangkah satu langkah kedepan. Sungguh sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan.

 

 

Hari minggu yang dinanti pun tiba. Na Ya duduk bersama ibu dan kakaknya disebuah restaurant cina, menunggu kedatangan keluarga calon suaminya. Na Ya hampir melakukan hal yang sama dengan sang ibu. Berpikir lebih baik mati dari pada ia harus menikah dengan seorang pria yang jelas ia tak tahu. Namun, apa surga mau menerima orang macam dirinya? Ia mungkin akan masuk kedalam jurang neraka karena tidak menerima kodratnya yang seharusnya mencintai pria.

 

“tersenyumlah”

 

Ibu berbisik pelan sambil menggengam tangan sang anak.

 

“apa kau butuh lipstick? Mau ku pakaikan?”

 

Na Yeong mengeluarkan lipstick yang ia pakaikan untuk Na Ya tadi pagi. Na Yeong dengan semangat membangunkan Na Ya dipagi buta untuk mengajaknya ke sauna yang buka 24 jam didekat rumahnya gar kulit wajah adiknya terlihat segar. Setelah itu Na Yeong memilihkan baju cantik yang akan dikenakan Na Ya juga mendandaninya. Walau terlihat lemas, Na Ya tetap terlihat cantik. Rambutnya yang dibirakan terurai dan potongan poni yang sangat pas untuk bentu wajahnya. Na Ya terlihat seperti gadis luar biasa.

 

“omo, maafkan kami datang terlambat”

 

Na Ya mengangkat dagu dan mencoba mengukir senyum diwajahnya saat sahabat ibunya tiba. Dibelakang sahabat sang ibu, terlihat tiga pria yang mengikutinya. Ketiga pria itu terlihat tampan dan berwibawa. Na Ya menatap mereka satu persatu. Dari sang suami, anak kedua, dan anak pertama sahabat sang ibu nya. Na Ya terdiam. Tanpa sengaja ia melunturkan senyumnya saat menatap pria jakung tak jauh darinya. Pria itu, pria yang dilihat Na Ya dulu saat ia merasa frustasi karena permintaan sang ibu. Pria yang berlari melewatinya dan memanggil seorang pria lain yang tak sengaja ia tabrak dengan tergesa. Pria yang membuatnya kembali menoleh kearah belakang karena merasa aneh oleh pria itu.

 

“ini pasti yang bernama Na Ya. Aigoo, kau jauh lebih canti dari difoto, nak”

 

Na Ya mengukir senyum dan menunduk saat Soo Jung memujinya. Pertemuan terasa hangat namun tak bersahabat bagi Yongguk. Ia terpaksa dan tak memiliki pilihan lain saat ia melihat ibunya akan merobek urat nadinya sendiri dihadapannya. Sebesar apapun Yongguk, ia pasti tidak akan tenang hidup tanpa seorang ibu.

 

Acara makan siang mereka pun berjalan dengan banyak canda dan cerita. Soo Jung dan suaminya, juga Sae Ra tak bisa berhenti berbicara ini itu. Sedangkan Yong Dae berbicara sekenanya dengan Na Yeong. Lalu Na Ya dan Yongguk, keduanya hanya diam menikmati dengan setengah hati masakan yang terhidang dihadapan mereka.

 

“aah, sepertinya kita sudah berbicara terlalu jauh dan melupakan tujuan kita bertemu”

 

Soo Jung yang tidak sengaja memerhatikan Na Ya dan Yongguk, segera menghentikan pembicaraan mereka tentang masa lalu. Mendengar suara sang ibu, Yongguk menatap sang ibu. Begitupun Na Ya.

 

“yeobo, bagaimana menurut mu tentang rancana pernikahan ini? Kau hanya mengambil cuti dua bulan. Kita harus cepat-cepat melangsungkan..”

 

“ah, ibu, bukankah kau bilang kita hanya bertemu saja dulu? Kenapa tiba-tiba..”

 

“jadi kau tidak mau menikah dengan Na Ya?”

 

“maksud ku.. ah.. itu..”

 

Yongguk tak bisa melanjutkan ucapannya. Na Ya melirik Yongguk dari ujung matanya sambil menggigit bibir bawahnya.

 

“bagaimana kalau bulan depan saja? Bulan depan adalah ulang tahun Na Ya”

 

“ibu~”

 

“sstssh”

 

Saat Sae Ra mengeluarkan suara, Na Ya ingin sekali memotong telinganya sendiri. Menikah dihari ulang tahunnya terasa seperti petaka. Seperti tersambat petir disiang bolong.

 

“eeehm, bagaimana kalau dua pekan lagi? Sepertinya, Na Ya Noona keberatan jika hari ulang tahunnya dijadikan tanggal pernikahan”

 

Yongguk meletakkan sumpitnya dan menendang Yong Dae dari bawah meja hingga terdengar suara. Yong Dae melototkan kedua matanya kesal.

 

“aah, iya, bagaimana dua pekan lagi. Aku hampir saja melupakannya”

 

Suara ayah Yongguk bergema. Membuat seisi ruang kecuali Yong Dae melirik kearahnya.

 

“memang itu hari apa?”

 

“kau tidak ingat? Itu hari ulang tahun keluarga kita. Dulu saat Yong Dae berusia dua tahun, Yongguk meminta untuk membuat sebuah tanggal keluarga. Dan ternyata itu dua pekan lagi, yeobo”

 

“aah, benar. Ternyata sudah dekat”

 

“aah, ibu, ayah, apa tidak bisa mencari tanggal lain? Kenapa harus memakai tanggal keluarga? Aah~”

 

“kalau begitu bagaimana minggu depan? Dikeluarga kami juga ada hal semacam itu. Dan tanggalnya tepat seminggu lagi. Walau kami tidak menyebutnya sebagai tanggal keluarga atau ulang tahun keluarga, setiap tanggal itu, kami bertiga selalu kumpul memakan cake atau berjalan-jalan”

 

“aah, Eonni~~!”

 

Yongguk dan Na Ya merasa benar-benar frustasi. Keduanya berpikir, mungkin mereka akan memulai tahap untuk saling mengenal lebih dulu, layaknya kebanyakan pasangan yang dijodohkan. Tapi mungkin untuk mereka tidak berlaku. Memilih tanggal pernikahan seperti memilih baju bayi untuk anak cucu mereka. Membuat kepala Na Ya dan Yongguk serasa ingin pecah seketika karena terlalu frustasi.

-TBC-

About jayrism

Simple girl, but sometimes I can be a crazy girls. blog berisi tulisan asal saya. jangan dicopas! dibajak! diperbaharui isinya (atau mengganti karakter cast/castnya) lalu dipublish ditempat lain! REMEBER....! jadi author itu tidak segampang copy-paste dan diperbaharui sedikit demi sedikit. jadi author butuh... banyak perjuangan -_- thanks! Nb : blog ini tidak selalu aktif. FF akan di post jika saya punya waktu luang atau sedang senggang saja. Jadi, mohon maklum dan dimengerti :)

Posted on Mei 5, 2018, in family, Humor, Mini Series, NC17, next, romance, sad, series, yadong and tagged , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar